Hujan turun lagi membawaku mengingat
kenangan itu.
Kenangan yang selalu membuat hatiku
bimbang.
Yaitu dimana aku ingin melupakan semuanya tapi hatiku tak ingin
lupakan setiap detik bersama dia.
Ya dia
Dia yang dulu pernah jadi bagian hidupku Tuhan, engkau
pasti tahu itu.
Dia yang dulu selalu buat aku tersenyum bahagia, dan dia juga
yang dulu selalu buat ku tertawa karena leluconnya.
Sepenggal kenangan yang mungkin sulit ku
lupakan.
Entahlah, aku hanya bisa bertanya-tanya.
Bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja disana?
Apakah ada senyuman manis itu di setiap
langkahnya?
Apakah dia
selau bahagia melewati hari-harinya Tuhan?
Namanya
ya namanya yang selalu aku perbincangkan denganmu Tuhan.
Selalu menjadi percakapan di setiap sujudku.
Selalu menjadi percakapan di setiap sujudku.
Namanya yang selalu aku bangga-banggakan di depan semua
teman-temanku, walau aku tahu dia telah banyak menyakitiku.
Aku yang selalu membela dan memuji-mujinya walaupun selalu ada
hal yang tak baik di katakan oleh orang-orang tentang dirinya.
Kadang orang-orang selalu menjelek-jelekan dia, tapi tetap saja di mataku dia
adalah yang terbaik.
Setiap awal percakapan denganmu, aku selalu
meminta agar dia baik-baik saja
disana.
Selalu mudahkan segala urusannya, selalu
buat ia tersenyum walau masalah silih
berganti datang di hidupnya.
Aku tahu, setiap pertemuan pasti
ada perpisahan.
Dan aku pun mengerti Tuhan kalau aku dan dia tak di takdirkan untuk bersama
selamanya.
Karena itu engkau memisahkan aku dengan dia, agar aku harus mencari penggantinya
sampai aku benar-benar menemukan takdirku.
Tetapi walaupun kita tak takdirkan untuk
bersama, namanya tak pernah absen di setiap doa-doaku selama ini.
Di setiap tangisku ketika aku sangat sakit
merindukannya.
Di setiap kesendirianku dalam segala
aktivitasku.
Ya aku pernah merasa sesak saat mendengar dia telah mendapatkan penggantiku.
Rasanya sakit, sakit tak tertahankan. Sampai
air mataku benar-benar hampir habis karenanya.
Dan aku sempat berpikir, apakah begitu
mudahnya dia melupakan semuanya,
semuanya tentang aku dan dia?
Apakah dia
akan bahagia bersama kekasih barunya?
Apakah kekasih barunya akan selalu mengerti dia sama seperti aku yang selalu
berusaha mengerti dirinya dulu?
Tuhan itu benar-benar cobaan yang berat!
Dan kadang-kadang rasanya aku
ingin amnesia saja agar bisa melupakan semua yang telah terjadi.
Tapi aku tahu Tuhan, tanpa alasan apapun
aku harus ikut bahagia mendengar semua itu, karena kebahagiaannya adalah
kebahagiaanku juga.
Di setiap doaku aku tak pernah bisa
berganti topik, topiknya selalu saja dia.
Apakah hanya dia Tuhan?
Aku selalu berusaha dan terus berusaha agar
aku bisa mengikhlaskan semuanya.
Tapi semua usahaku sia-sia, walaupun aku
berusaha sekuat apapun itu hatiku tetap berkata TIDAK BISA!
Aku hanya bisa meringis dan menangis
menahan sakitnya luka ini.
Luka yang tak pernah bisa sembuh oleh apa
pun!
Apakah dengan mencari penggantinya bisa
menyembuhkan semua luka ini? TIDAK!
Aku telah mencoba menjalin hubungan yang
baru, tapi tetap saja dia ya dia selalu saja menghantui setiap
mimpi-mimpiku indahku, manari-nari di pikiranku.
Aku lelah Tuhan.
Aku ingin mengakhiri semuanya, ingin pergi
jauh, ingin bahagia walau tanpanya tapi tetap saja tak bisa, hatiku selalu
masih saja menyimpan dia dalam-dalam.
Apakah dia
terlalu indah sehingga begitu sulit untuk aku lupakan?
Yang sekarang terjadi aku hanya bisa
bersenang-senang dengan kesedihan, sementara dia di sana bersenang-senang dengan kebahagiannya.
Bercanda tawa dengan kekasih barunya.
Dimana senyuman manisnya yang selalu ada
untukku dulu?
Dimana sosok seorang pacar dan kakak yang
sangat menyayangiku dulu?
Dimana Tuhan, aku merindukannya, selalu
merindukannya.
Ketika aku sangat sakit merindukannya,
setiap malam aku hanya bisa menangis dan terus menangis dan hanya bisa berharap
dia akan kembali kepadaku, tapi aku
tahu itu semua tak akan mungkin, dia
telah mendapatkan kabahagiaannya, sementara aku? Aku terpuruk dalam kesedihan
yang semakin hari semakin membunuhku membuat tubuhku lemah.
Aku sadar dia bukan milikku lagi.
Ya dia
telah bersama yang lain Tuhan. Aku mengerti itu.
Di akhir percakapan denganmu Tuhan, aku tak
ingin meminta hubungan mereka hancur dan tak ingin meminta hubungan mereka
cepat berakhir.
Aku hanya ingin meminta agar dia bisa menjadi yang lebih baik, dia bisa bahagia dengan kekasih barunya
tak sama sepertiku yang hanya selalu bersenang-senang dengan kesedihan
dan kesakitan merindukannya.
Dan satu hal lagi semoga dia tak pernah melupakanku meski aku
hanya masa lalunya dan juga tetap akan bisa bahagia walau ada aku dan tanpa aku.
Terima kasih Tuhan, walau dalam kesakitan
ini dalam kejauhan aku selalu bisa memeluknya dengan doa-doaku.